
Minggu sore (31/12), saya sudah kembali pulang ke Lampung. Saya tidak bisa berlama-lama di Jakarta karena ada urusan mendadak selama kurang dari 24 jam itu. Beruntung saya bisa menumpang menginap di rumah dua teman akrab saya, Abdul Aziz dan Hendri Gustian, di daerah Rawasari, Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat. (Terima kasih akhi, lain waktu saya menumpang lagi ya. Hehe...)
Perjalanan dengan menumpang pesawat terasa aneh. Betapa seperti orang baru pertama kali naik pesawat. Dengan memegangi sebuah kamera digital, saya memfoto-foto ruang tunggu keberangkatan pesawat di Bandara Raden Intan. Bahkan, pandangan saya seperti seorang detektif (halah..). Mata memandangi hampir ke penjuru sudut ruangan dan memerhatikan para calon penumpang yang akan berangkat. Sambil lirik-lirik adakah cewek cakep di sana? (Hehe..)
Hari Sabtu pagi itu, saya kira pesawat yang berangkat adalah pesawat yang saya tumpangi (Adam Air). Ternyata, pesawat Sriwijaya Air berangkat lebih cepat satu jam (sekitar pukul 9 pagi). Service mereka cukup memuaskan. Terlihat petugasnya menyediakan makanan kotak dan minuman hangat, seperti teh dan kopi. Ya, itu khusus penumpang Sriwijaya Air di Bandara Raden Intan, Lampung. Sayangnya, Adam Air tidak menyediakan itu. Saya hanya 'ngiler' aja melihat para penumpang Sriwijaya Air menyeruput minuman dan makanannya di ruang tunggu itu.
Satu jam setelah keberangkatan pesawat Sriwijaya Air ke Jakarta, tiba berikutnya keberangkatan pesawat yang saya tumpangi, Adam Air tujuan ke Jakarta juga. Kamera digital di tangan kanan saya siap membidik dan memfoto suasana lapangan terbang serta pesawat yang akan mengangkut saya.
Di depan pintu masuk pesawat, seorang pramugari cantik tersenyum. Ia berkulit putih dan manis (emangnya gula, Hehe...). Memang rata-rata harus begitu ya menjadi seorang pramugari. Seperti menjadi Sales Promotion Girl atau SPG. Ya, mungkin mutlak penampilan harus cantik. Soal kriteria lainnya bisa nomor dua dan kesekian kan?

Tiba-tiba suara pramugari memberitahu para penumpang terdengar dari pengeras suara. Pesawat siap "take off". Desingan suara jet pesawat terdengar keras hingga ke ruang kabin penumpang. Kamera digital saya letakkan mengarah ke luar jendela. Saya setting untuk mode video dan siap "record". Oh ya, tapi cuma punya hasil "record" pendaratan yang bisa lihat di sini.

9 comments:
Bukannya ga boleh nyalain digicam yah klo di pesawat?
Adam Air kemaren nyaman kan Rik?
Nike waktu akhir Oct kemaren jg naek Adam, dikasih Rotiboy kok Rik.
iya nich
sepertinya emang ngga bole nyalain digicam
berarti poto2 diatas ilegal
iya nich
sepertinya emang ngga bole nyalain digicam
berarti poto2 diatas ilegal
nah loh, kok ado gambar di pesawat mak ini??? kulaporke kau kak *ngaciiirrr*
btw, kok ado rumah aku ye di foto udara tu??? *ngawak :P*
dulu pas pertama kali terbang dan pengen foto saya nanya dulu ke pramugarinya. dibilangnya boleh foto stl pesawatnya stabil di udara. yang gak boleh itu waktu take off dan landing atau saat lampu merah dinyalakan. :D
yang sama skali gak boleh itu nyalain hp karena sinyal nya bisa merusak instrument penerbangan.
-imgar-
Nike: eh, boleh kok bawa digicam dan foto2 seperti yang aku publish screenshoot-nya di blog ini. pramugarinya ngga melarang. yang dilarang kan ngidupin HP. katanya mengganggu sistem navigasi selama penerbangan.
ya lumayan nyaman deh buat saya yang masih 'katrok' naik pesawat kedua kalinya. hehe...yang kurang nyaman selama perjalanan 30 menit itu, ngga 'ngemil' karena ngga dikasih sama pramugarinya. huh...
mungkin kalo berangkat dari Palembang, agak lama perjalanannya dan service-nya bagus. minimal dikasih snack roti ya. kalo berangkat dari Lampung, ternyata 'ngirit'.
funkshit: boleh kok ngidupin digicam. tuh liat kan hasil screenshoot waktu terbang. hehe...*bangga mode "ON"
idrus fhadli: nak lapor kemano? mano ado rumah kau drus. di bawah itu daerah Banten, bukan di Palembang. hehe...
imgar: ya...kok tanya sama pramugarinya kang? langsung pasang kamera di deket jendela, terus foto2 aja. banyak pemandangan bagus bisa diabadikan selama dalam pesawat. momen yang ngga terlupakan :-)
emang keren tuh liat pemandangan dari atas ke bawah.eh saya juga nyalain digicam waktu dipesawat.sekali-sekali nakal gpp kan.
aghh akhirnya kamu ke jkt juga yah? heheheee
@cipluq: sebenarnya ada larangan menghidupkan camera digital gak sih? kok banyak yang bilang dilarang? tapi, kalo saya mah santai aja. Pramugari mah ngga pernah perhatian sama saya kok. hehe...jadi, bebas aja memotret pemandangan di bawah.
@putlie: iya dong ke Jakarta. lama-lama udah kebiasaan karena deket. hehe...nah, kamu kapan ke Lampung? *ngarep
Post a Comment