Friday, August 31, 2007

Jadilah Orang Besar yang Berpikir dan Berjiwa Besar

(Menpora Adhyaksa Dault melambaikan tangan kepada para mahasiswa baru Unila 2007 usai memberikan kuliah umum dengan tema "Daya Saing Bangsa Melalui Perguruan Tinggi")

Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault,SH,Msi memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru Unila 2007, Kamis pagi kemarin (30/8) usai Rektor Unila memberikan sambutan pada Rapat Senat Luar Biasa Universitas Lampung menyambut mahasiswa baru Unila 2007, di Gedung Serba Guna Unila.

Adhyaksa yang mengenakan baju batik berwarna biru ini datang bersama rombongan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) DPD Lampung sekitar pukul 9.30 pagi dan disambut Rektor Unila Prof.Dr.Ir.Muhajir Utomo,M.Sc.

Saya baru kali ini bertemu dengannya. Ini juga kali pertama buat saya mendengar ia berbicara di depan mahasiswa baru Unila 2007. Ia sangat bersemangat menyampaikan kuliah umum ketika itu. Adhyaksa pun suka melontarkan canda di hadapan ribuan mahasiswa baru. Sesekali ia pun disambut riuh tepuk tangan para mahasiswa. Ia bercerita dengan sangat bangga memiliki kumis tebal seperti Andi Mallarangeng, Jurubicara Presiden Republik Indonesia. Rektor Unila pun bergurau,"Kumisnya mengalahkan Pak Thoha, Pembantu Rektor III (Bidang Kemahasiswaan) Unila."

Menpora Adhyaksa pada kuliah umumnya mengatakan di era globalisasi seperti sekarang ini sangat cepat berubah. “Sebagai contoh industri. Orang semua sudah mulai berlomba-lomba berbagai industrialisasi. Olahraga pun juga sekarang sudah menjadi lahan di bidang industri,”kata Adhyaksa.

Dampak yang terjadi pada industrialisasi ini, lajut Adhyaksa, seperti terjadinya sikap individualistis. Orang ingin hidup untuk kepentingannnya sendiri. “Misalnya bagaimana ingin kuliah dan agar cepat selesai, kemudian cepat menjadi kaya dan menjadi pejabat, maka yang seperti ini kalian sebagai calon sarjana tidak akan pernah menjadi orang besar yang berpikir besar,”ujar Adhyaksa yang langsung disambut tepuk tangan para mahasiswa.

Jadilah menjadi orang besar yang berpikir besar. Siapa mereka itu? Mereka adalah orang yang mempunyai jiwa besar. Dia dihargai bukan karena jabatannya menteri, gubernur, atau bupati. Tapi itu karena melihat perilakunya yang baik dan bermanfaat bagi lingkungan keluarga, bangsa, dan negaranya.

Sehingga, Adhyaksa Dault menilai perlu dibangun semangat nasional kebangsaan Indonesia untuk mengikis sikap individualistis yang semakin mengkhawatirkan akhir-akhir ini.

Lebih lanjut, Menpora mengatakan pemerintah bersama DPR telah mengeluarkan UU No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. “Ini dilakukan untuk lebih memperhatikan masa depan para atlit olahraga nasional yang telah banyak mengukir prestasi di berbagai even pertandingan hingga tingkat internasional,”kata Adhyaksa.

Undang-Undang ini akan memberikan kepastian hukum bagi pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat dan bangsa yang gemar, aktif, sehat dan bugar serta berprestasi dalam olah raga.

Pada akhir acara, Rektor Unila memberikan kenang-kenangan atas kehadiran dan memberikan kuliah umum Menpora Adhyaksa Dault kepada mahasiswa baru Unila 2007 yang berakhir sekitar pukul 10.30 WIB.

12 comments:

Unknown said...

sempat nanya nggak Riek, pak Menteri suka olahraga apa?

inda_ardani said...

baguslah kalo ada terobosan uu no 3 gitu. moga2 atlet kita makin dihargai, jadinya papanya sepupuku yang dipamitin anaknya buat jadi atlet nggak lagi perlu bilang, "jadi atlet di indo ... makan gabah kamu" :D

Nico Wijaya said...

Atlet, dihargai saat dia berprestasi atau dimasa produktifnya. Stelah itu, sdikit yg tetap dihargai.
Hehe..Ngomong2 ttg atlet. Jd keinget dulu pas ngewakilin prop lampung, lumayanlah,nambah pengalaman n dpt fasilitas laenya.*haiah,jd keinget2 dulu. Jd ngantuk :)*

Cempluk Story said...

wah asik nya ada pak menpora di unilla..

Adite said...

haik beneran ada istilah jadi atlet indo itu makan gabah!?
weeeeeeew... gak heran lagi dengernya (walopun saya baru pertama kali denger)

oh ya mas.. anak2 baru itu mungkin memang lagi taraf pembelajaran.. tapi masak ma temen sendiri dah 3 hari gak kenaaaal... gileeeeeeeeee... ya takutnya gak ada kebersamaan satu kelas.. trus saling menjatuhkan.. mo lulus sendiri.. mo pinter sendiri... de el el...

manharo said...

Hihi..bener banget tuuh apa yang dikatain adhyaksa..sekarang sebagian besar orang hanya mengutamakan kepentingannya sendiri, kuliah cepet beres, gak peduli mo makan temen juga, yang penting cepet lulus..individualistis banget deeh pokoknya..
Tapi sebelum ngejelekin ma yang laen mending tanya diri sendiri dulu? seperti itukah Anda?
Nah, yang dibilang Adhayaksa juga sebuah ironi, karena sikap individualistis ini pula salah satunya akibat pendidikan yang terlalu banyak tetek bengeknya alias Rumiiiittt..banyak pisan pelajarannya..jadi para pelajar lebih banyak mementingkan diri-sendiri..
tapi saya yakin masih banyak orang yang berjiwa besar di luar sana..cahyooo..!!

ikram said...

Mau bertanya agak serius ya Riek (mohon dijawab bila ada waktu).

Apa relevansinya sidang mahasiswa baru dengan Pak Menter Adhyaksa?

Eriek said...

@isnuansa_maharani: aku ngga sempat nanya pak menteri. dia beri kuliah cukup lama. kira-kira hampir satu jam. sayangnya memang ngga disediakan waktu bertanya.

@inda_ardani: sungguh keterlaluan. massa' jadi atlet makan gabah? ini istilah saja kan? negara macam apa memberikan para atlet terbaiknya dengan gabah. mudah-mudahan saja ada realisasi uu tersebut.

@nico wijaya: ya,tentu saja negara mencari para atlet yang produktif dan berprestasi. jika masa tidak produktif atau tidak berprestasi lagi, ya sudah. selamat tinggal. bak guru tanpa tanda jasa. hehe..

dulu atlet apa co waktu mewakili provinsi lampung?

@cempluk: ya,cukup membanggakan dikunjungi dan dikuliahi pak menteri. akhir-akhir ini banyak kuliah umum dari para petinggi yang diberikan kepada mahasiswa baru. seperti pak presiden sby memberi kuliah di unair dan pak pangdam II/sriwijaya memberi kuliah di unsri.

@adite: idem dengan inda_ardani.
anak-anak kedokteran kok kuper sih? perlu belajar di jurusan sosiologi dulu sebelum belajar kedokteran nih :-)

@hartman: sejauh ini orang yang saya kagumi adalah muhammad yunus. orangnya rendah hati. ketika diundang presiden sby untuk memberikan kuliahnya kepada para menteri berpenampilan sederhana. entah karena telah terbiasa tidak memakai jas dan dasi. he's a great man!

@ikram: waduh...ini harus serius ya kram jawabnya. menjawab relevansi antara sidang penerimnaan mahasiswa baru 2007 dengan pak menteri adhyaksa, menurutku semangat pemuda indonesia akhir-akhir ini menurun. maksud kedatangan pak menteri ingin memberikan semacam semangat bagi para mahasiswa itu. kurang lebih intinya di situ kram. jika kurang puas, mari kita diskusi lagi :-)

inda_ardani said...

haduh ... ampun mas, lah itu kan yang bilang bukan saya .... hehe, peace-peace-peace .... jadi ceritanya seorang ayah yang sudah hidup mapan sangat mengkhawatirkan anaknya yang memilih jalan yang sangat berbeda dengan dia :) yeah, mungkin dia terjebak stereotip sih

wuik, komennya yg buat adite agak nohok juga ke saya, hahaha :) ah, untung saya bukan anak kedokteran :P (hmm ... dentistry kan lain juga ya :P)

ya oke deh, hidup atlet indonesia!

inda_ardani said...

sekedar info ... kita juga belajar ilmu sosial lho, mas :) kalo adite pasti ada tim dosen ilmu kesehatan masyarakat (IKM), trus kalo aku : ikgm (tahu kan singkatannya? ;p) tapi ya emang sih ngga sebanyak rekan2 di ilmu sosial :) lah, mas eriek ni sosiologi apa jurnalistik sih?

dulu pas semseter 1 sosiologiku dapet A lhoooo ('trus knapa, nda?' hehehe..)

dew said...

Hmm... suka sedih liat nasib beberapa atlet yg kurang beruntung.
Zaman mereka jaya, mereka dipuja-puja,
setelah itu seolah dilupakan begitu aja...
Pernah punya tetangga mantan-atlet-kelas-wahid di Tebet..
Belakangan dia jadi pengedar narkoba.

Sedihnyaaa...

Semoga dengan UU apalah itu,
negara memerhatikan kesejahteraan para mantan atlet yg pernah mengukir prestasi.

OOT: kangen pengen main lagi di pantai cantik sebelum Tanjung Karang itu...
Apa namanya, Dik? Kaliandra?

Anonymous said...

Jadi inget ada buku "berpikir dan berjiwa besar" dari David J Schwartz kalo ga salah.. bagus banget tuh bukunya..