Wednesday, August 08, 2007

Jakarta Memilih Gubernur Baru

(Saya suka suka sekali foto di atas. Unik. Secara belum akrab dengan Jakarta, ya lebih asik berfoto di depan pintu masuk gerbang komplek Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat. Mungkin salah satu kebanggaan warga kota Jakarta adalah Monas ini)

Hari ini, Rabu, 8 Agustus 2007, penduduk Jakarta akan memilih gubernur dan wakil gubernur baru. Sutiyoso atau lebih akrab dipanggil Bang Yos ini, akan segera menyerahkan ‘tahta’ kepemimpinan DKI Jakarta kepada gubernur baru nanti. Dua calon pasangan gubernur dan wakil gubernur Adang-Dani dan Foke-Prijanto mungkin sedang berdebar-debar hari ini. Mereka menantikan siapa yang layak dipilih oleh warga Ibukota Republik Indonesia untuk memimpin Jakarta ke depan.

Banyak janji dari kedua calon pasangan gubernur dan wakil gubernur itu telah diberikan selama kampanye kemarin. Namun, akankah benar janji-janji mereka setelah terpilih nanti membawa amanah warga kota Jakarta? Mungkin mereka sebagai warga negara Jakarta sudah paham, bagaimana track record para kandidat nomor satu di DKI Jakarta ini. Akan terbukti nanti setelah di antara kedua pasangan ini telah menjadi gubernur DKI Jakarta.

Melihat Jakarta dengan penuh sesak manusia dan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Tidak hanya kemewahan itu saja, ada pula di sepanjang kali berdiri tempat-tempat singgah para kaum miskin. Ada gubuk-gubuk kayu yang beratap seng. Ada pula mereka mandi dan mencuci di kali yang telah terlihat tidak bersih lagi. Saya pernah melihatnya sungguh memprihatinkan sekali.

Jakarta memang seperti sebuah tempat impian bagi banyak orang di luar ibukota RI ini. Jakarta yang memiliki daya tarik ini memiliki peredaran uang yang tinggi. Betapa tidak. Lebih dari tiga dekade pemerintahan Orde Baru, dua pertiga investasi asing yang masuk ke Indonesia ditanam di Jakarta (Mcbeth 2001:56).

Wajar saja jika banyak orang dari luar Jakarta berlomba-lomba mencari kerja di sana. Bahkan, momen tersebut terlihat saat menjelang setiap usai Lebaran Idul Fitri. Bisa dipastikan mungkin ada dari saudaranya yang telah berhasil di Jakarta lalu mengajak saudaranya yang lain di kampungnya. Tentu saja diajak bekerja seperti saudaranya yang telah berhasil tadi.

Di usia DKI Jakarta yang telah mencapai 469 tahun ini, dipastikan akan menjadi daya tarik yang sungguh luar biasa dari tahun ke tahun. Saat ini saja, diperkirakan ada sekitar 12 Juta warga Jakarta. Entah berapa banyak dari jumlah tersebut yang hanya bermukim di kota Jakarta. Selebihnya bermukim di pinggiran kota Jakarta dengan mata pencaharian di Jakarta.

Tidak salah mengapa Jakarta sangat maju jika dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Namun, tugas pemerintah pusat agar tidak hanya Jakarta menjadi tulang punggung perekonomian yang pesat di Indonesia. Pemerataan pertumbuhan perekonomian terutama di luar Pulau Jawa sudah seharusnya dilakukan. Jika tidak, Indonesia tidak akan pernah maju seperti negara tetangga, Malaysia, Thailand atau Singapura. Semoga Jakarta mempunyai gubernur yang amanah dan selalu berpihak kepada warganya.

10 comments:

Anonymous said...

gue tadi pagi sih milih...

masalahnya ada sedikit rasa tidak enakeun di hati euy...

yg 1 gue gk suka orangnya, resek lah, munafiklah..

yg 1 lagi gue gk suka sama yg dibalakangnya..

gimanapun akhirnya gue nyoblos, pokoknya gue gk mau golput, karena gue ingin ikut nyemprot siapaun yg naik ntar.. hehehe kalo gue golput khan berarti gue gk bisa ngritik nantinya? betul???

inda_ardani said...

wuah ... bikin iri juga, jakarta yang punya gawe, seindonesia ikutan heboh. tu ... lihat aja iklan2 cagub di tv nasional. ni mestinya bisa diulas di satu skripsi tersendiri nih, seberapa berpengaruhnya pilkada jkt buat orang indo semuanya :p

setuju, baiknya kita emang jangan golput, ga usah ikut2an orang amrik yg angka golputnya di atas 50% (tanya kenapa? :p )
jadi agak sedih bin malu inget dulu pas SMA kalah lomba debat gara-gara ga bisa argumen knapa orang harusnya ngga golput :p

Alma said...

yaaahhh semoga bukan hanya jakarta aja yang bisa lebih baik dan gubernurnya berpihak pada warganya, tapi juga di seluruh kepulauan Indonesia tercinta....

Anonymous said...

jakarta utk semua...slogan pas pemilihan gubernur..lah trus kota laen di indonesia >> apa bukan milik semua warga indonesia...poor it..

Nico Wijaya said...

ehhh ada monasnya.
hehe...

Eriek said...

@tribas: gua pikir setiap warganegara yang telah berpartisipasi dalam demokrasi seperti ini (pemilihan kepala daerah), mempunyai hak juga nantinya menyampaikan kritik kepada pemimpinnya jika ada hal yang kurang berkenan dalam melayani warganya. artinya, itu hal yang wajar saja di dunia demokrasi modern seperti sekarang ini. bentuknya pun bermacam-macam, ada yang suka melalui demonstrasi, menulis di dalam media massa, dan lain sebagainya.

@inda_ardani: ya kita patutnya memang mulai dari saat ini belajar berdemokrasi yang baik. soal pemberitaan yang hampir menyeluruh di media massa, memang benar. hampir seluruh media nasional berkedudukan di Jakarta. jadi, tentu saja jadi ikut dampaknya mengikuti perkembangan itu dan selalu diberitakan setiap saat. Jakarta pun menjadi kiblat bagi seluruh daerah yang akan menggelar hajat yang sama (Pilkada).

@muthe: Amin. saya pun berharap sama seperti Muthe. saya yakin pun seluruh rakyat Indonesia punya harapan yang sama seperti Muthe. Tapi, kesadaran untuk bersikap jujur masih terbilang rendah. Kecurangan masih selalu saja terjadi. mulai dari para pendukungnya sampai si calon yang akan menempati posisi tertinggi sebuah jabatan. mudah-mudahan rakyat Indonesia semakin cerdas dalam bersikap demokrasi.

@andi bagus: seperti yang telah saya posting di situ, Jakarta menjadi barometer dalam perputaran uang dan perekonomian. Jelas saja, ini menggiurkan bagi warganegara di luar Jakarta untuk mencari nafkah di sana. sementara di kota lainnya, oh entahlah. sangat kontras sekali. ada yang sangat maju, ada pula yang terbelakang. Bahkan di provinsi Lampung tempat saya berdiam ini, merupakan provinsi termiskin kedua di wilayah Indonesia bara. sangat disayangkan bukan?

@nico wijaya: ya dong ada monasnya. salah satu simbol dari Jakarta, ya monas itu kan co? ngga punya koleksi lain tentang Jakarta nih. jadi, ya foto yang dipilih itu saja. hehe....

Anonymous said...

tp keren kok fotonya..monas di malem hari..hehe...

wah bapak fokey tuh yg akhirnya menang...apa mas yg satu ini setuju?
o'iya...salam kenal.. ^^v

Unknown said...

kalo boleh tau, apa harapanmu untuk jakarta. nggaj usah muluk2, tapi apa yg terpenting untukmu yang harus jakarta lakukan? btw, kamu milih pasangan siapa?

Eriek said...

@ai: terima kasih atas komentar fotonya. saya kira kenapa foto itulah yang dipilih, karena itulah yang saya miliki saat berada di jakarta. tapi, sebenarnya ada beberapa foto lainnya. hanya saja saya suka dengan foto yang satu itu.

menurut saya, siapa pun gubernurnya dan karena telah dipilih oleh para warga Jakarta secara sah, maka itu harus diterima sebagai sebuah demokrasi. soal saya setuju atau tidak terpilihnya Bung Foke, saya kira lihat saja nanti saat kepemimpinan dia. saya kurang setuju menilai seseorang terlalu cepat sebelum melihat kapasitasnya sejauh apa. jadi, lihat saja nanti.

@brillie: kalau ditanya harapan saya untuk jakarta ke depan, saya pikir jakarta harus lebih diperhatikan. tidak hanya kepedulian gubernurnya saja, tapi juga semua warganya.

betul sekali, kalau semua harapan saya sebutkan di sini memang akan terlalu banyak dan khawatirnya tidak konkrit.

permasalahan utama menurut saya harus diselesaikan adalah kemiskinan. boleh jadi banyaknya berdiri gedung-gedung yang tinggi dan kemewahannya, namun di sekelilingnya masih ditemui orang-orang miskin. anak-anak kecil menjadi pengamen dan tidak sekolah, bahkan tidak sedikit malah kehidupannya terjerumus pada hal-hal yang negatif.

kesejahteraan dan jaminan kesehatan bagi warga yang kurang mampu salah satunya perlu diperhatikan. jika tidak dimulai saat ini, akan sulit bagi Jakarta membangun lebih baik lagi. sebaliknya yang hanya orang-orang berduit saja yang merasa memiliki jakarta. padahal, dari slogan gubernur jakarta terpilih mengatakan jakarta untuk semua. jadi, tidak dapat dihindarkan bahwa permasalahan perut masih menjadi nomor satu di jakarta bahkan di negeri kita tercinta ini.

wah, saya tidak pilih siapa pun dari dua pasangan calon gubernur jakarta kemarin. saya kan bukan tinggal di jakarta. mana mungkin bisa ikut pilkada jakarta toh? hehe..

sheshel said...

Untuk pemilihan Gubernur selanjutnya...siapa aj boleh jd kandidat...tp ttp harus bs memajukan pembangunan Jakarta...