Wednesday, February 07, 2007

Jakarta Banjir

HUJAN terus berlangsung lebih dari tiga hari akhir pekan lalu. Sebagian warga Jakarta mulai khawatir akan terjadi banjir. Ternyata benar, dugaan itu menjadi kenyataan. Hampir sebagian besar wilayah Jakarta terendam air akibat hujan terus-menerus.

(Foto: Sejumlah motor pindah jalur ke ruas jalan sebelah kanan yang lebih tinggi di Jl.Rasuna Said, Kuningan)

Semua media massa mulai mengangkat musibah ‘besar’ banjir di Jakarta. Metro TV lebih sering menayangkan program acara Breaking News kepada pemirsa. Sejumlah kru-nya mendatangi tempat-tempat yang parah terkena banjir. Mereka menayangkan keperihan wajah para warga yang rumahnya tergenang air. Supaya tampak human interest di layar kaca televisi?

Saya baru sempat jalan keluar dengan mengendarai motor menelusuri sejumlah jalan di Jakarta, Senin kemarin (5/2). Sebelumnya saya berencana menemui Imansyah di Wisma Kodel daerah Kuningan. Ia kakak tingkat saya dulu waktu SMA, alumni tahun 1993. Sekarang ia bekerja di sebuah majalah komputer sebagai editor di sana. Padahal, ketemu dengannya saja belum pernah. Sudah sejak lama saya tahu dengan namanya saja. Itu pun setelah bergabung di milis SMA yang kebanyakan adalah para alumni dari sekolah kami.

Namun, tidak disangka ketika saya sampai di daerah Kuningan, pesisnya di depan Wisma Jasa Raharja, kemacetan kendaraan bermotor mulai tampak. Di sisi kiri jalan yang lebih rendah, ada genangan air hingga sepanjang jalan ke arah depan. Kalau mengendarai sepeda motor dibandingkan mobil mungkin agak lebih leluasa melakukan berbagai ‘manuver’ ala Valentino Rossi. Batas pemisah jalan saja bisa dengan mudah ‘dilompati’ ke ruas jalan yang berdekatan. Sementara kebanyakan mobil terjebak kemacetan.

Saya pun terkadang terkesima dengan ulah para pengendara sepeda motor di Jakarta. Mereka cekatan. Salip sana, salip sini. Pokoknya kalau ada sisa ruas jalan yang kosong saat terjadi macet, dengan mudah menyalip banyak mobil, bus dan truk di depan, sisi kiri dan kanan. Saya jadi banyak belajar dengan tingkah mereka di jalanan setelah cukup lama berada di Jakarta. Meskipun demikian, yang paling penting harus tetap waspada agar tidak menyerempet kendaraan di sisi kiri dan kanan. Apalagi sampai menabrak spion mobil yang ujung-ujungnya berurusan dengan si korban pengendara mobil itu.

Spontan saja saya mengikuti para pengendara motor lainnya pindah ke ruas jalan yang lebih tinggi. Ramai sekali di sana kendaraan yang terkadang terhenti dan berjalan ‘merayap’. Saya melihat genangan air di seberang gedung Jasa Raharja yang tidak jauh dari gedung Wisma Kodel. Di depan jalan gedung itu ternyata terkena banjir setinggi lutut sampai pinggang orang dewasa.

Beberapa pintu masuk gedung perkantoran itu ditimbun dengan karung-karung yang berisi pasir yang tersusun seperti pagar. Gunanya agar genangan air banjir tidak sampai masuk ke dalam gedung perkantoran. Tapi, beberapa gedung perkantoran sisi kiri dari arah Tol Gatot Subroto ke arah Kuningan dan Bundaran Hotel Indonesia, saya lihat air telah mencapai tingginya leher orang dewasa.

Di beberapa lokasi banjir, terkadang saya menjumpai wartawan TV. Seorang kamera dan seorang lagi reporter sedang memegang mic. Saya memperhatikan mereka menelusuri genangan air hingga ke tengah. Entahlah apa maksud mereka melakukan itu. Mungkin mereka ingin siaran laporan langsung dari tempat yang masih tergenang banjir.

Semoga saja banjir terbesar setelah tahun 2002 lalu di Jakarta ini sudah semakin berkurang. Pengalaman yang tak terlupakan ikut menyaksikan sendiri banjir besar di Ibukota negeri Republik Indonesia ini. []

2 comments:

Unknown said...

hehehehe... welcome to jakarta on the water! :))
sory ya kemaren ga jadi. soale na hectic berat!! editor na ga masuk kena demam berdarah.. jadi naskah dy dibagi 2 sebagian dikerjain ma na sebagian lagi ma reporter yg satu lagi =p jadi tugas gw nambah..T_T

Anonymous said...

Halo Erie! Maaf ya hari Senin saya tiba-tiba membatalkan janji ketemu di Wisma Kodel, maklum Jakarta dalam keadaan darurat :-) Btw, terima kasih sudah bertandang ke kantorku. Semoga skripsinya lekas rampung dan segera berkecimpung dalam dunia kewartawanan.