
Enam bakal calon Rektor Unila periode 2007-2011 mungkin berdebar-debar menjelang Rapat tertutup Senat Unila, Rabu pagi (23/5) lalu di Ruang Sidang Rektorat Unila lantai dua. Maklum mereka akan mempresentasikan visi dan misi sebagai Rektor Unila jika terpilih di hadapan 44 anggota Senat Unila. Enam orang yang mencalonkan diri sebagai Rektor Unila periode mendatang itu adalah Dr.Harris Hasyim,M.A, Prof.Irwan Effendy, Prof.Dr.Sudjarwo, M.S, Prof.Dr.Ir.Sugeng P.Harianto, M.S, Prof.Dr.Sutopo Gani Nugroho, dan Prof.Dr.Tirza Hanum.
Rencananya, pukul 9 pagi Rapat Senat itu akan segera dimulai. Tapi, sejak saya datang dan melihat-lihat ke dalam ruang Sidang itu dari pintu masuk, masih terlihat sedikit orang di sana meskipun jam sudah menunjukkan pukul 9 lebih. Tidak jauh dari sana, Saya melihat Ketua Senat Unila yang juga Rektor Unila dan akan diganti karena sudah habis masa jabatannya, Prof.Dr.Ir.Muhajir Utomo, M.Sc tampak keluar-masuk Ruang Sidang itu. Sambil melihat ke arah lantai bawah, sepertinya ia ingin memastikan jalannya Rapat Senat hari itu aman. Ia berpesan kepada seorang Satpam yang berjaga di depan pintu, "Kalau ada demo dan ada orang yang ingin masuk, jangan diizinkan!" pesannya.
Sekitar pukul 9.30 WIB, Muhajir segera membuka Rapat Senat Unila. Ternyata, hanya 39 anggota Senat Unila yang hadir saat itu. Acara Rapat Senat Unila itu bisa diikuti para dosen, karyawan dan wartawan melalui video teleconference yang telah disiapkan panitia di ruangan khusus. Tapi, sangat disayangkan tidak semua agenda Rapat Senat itu tidak bisa kita dengarkan. Hanya agenda penyampaian visi dan misi para bakal Calon Rektor saja kita dapat mendengar sekaligus melihat dari tayangan video itu. Sebelumnya, ada pembahasan tidak dapat kami dengarkan. Itu hal yang dilarang oleh panitia. Mungkin anggota Senat Unila tidak ingin pembahasan lain-lainnya diketahui oleh publik.

Masing-masing bakal calon menyampaikan visi dan misinya selama 30 menit, berikut menjawab pertanyaan dari para anggota Senat Unila. Sayangnya, sejak awal saya tidak mengikuti satu per satu penyampaian visi dan misi para bakal calon itu. Tapi, menjelang akhir salah satu bakal calon sempat saya lihat dan dengar dari tayangan video, tampak begitu semangat menyampaikan visi dan misinya serta menjawab pertanyaan dari para anggota Senat Unila.
Keenam bakal calon Rektor Unila itu masing-masing tidak diperkenankan melihat calon lainnya menyampaikan visi dan misinya. Saat menunggu giliran menyampaikan visi dan misinya, mereka menunggu di sebuah ruangan khusus yang disediakan panitia. Jadi, mereka berenam tidak ada yang saling tahu masing-masing visi misinya yang disampaikan di hadapan anggota Senat Unila.
Menjelang pukul 14.30 WIB untuk pemungutan suara. Kertas suara yang disiapkan panitia mirip ketika KPU menyiapkan kertas suara untuk pemilihan anggota DPR dan Presiden RI kemarin. Ada kotak suara. Ada juga bilik untuk pencoblosan suara. Semuanya mirip sekali seperti Pemilu 2004 lalu.
Tiba saatnya pemungutan suara dimulai. Satu per satu anggota Senat Unila dipanggil untuk mendapatkan satu kertas suara dan langsung men

Dari hasil tersebut, hanya tiga peraih suara terbanyak yang akan maju ke putaran kedua Pemilihan Rektor Unila. Mereka adalah Prof.Dr.Ir.Sugang P.Harianto (Dekan FMIPA Unila), Prof.Dr.Sudjarwo,M.S (Dekan FKIP Unila) dan Prof.Dr.Tirza Hanum (Pembantu Rektor I Unila).
Besok Rabu pagi (30/5), Mereka bertiga akan mengikuti debat di hadapan civitas akademika (mahasiswa, dosen, dan karyawan Unila) di Gedung Serba Guna Unila. Ada tiga panelis yang akan hadir nanti, yakni: Wahyu Sasongko,S.H,M.H (perwakilan dosen), Pramudya Muhtar,S.H (perwakilan karyawan) dan Abdul Darda (Presiden BEM Unila). Marselina Jayasinga, SE,M.Sc (Pembantu Dekan I FE Unila) akan memoderatori debat itu dari pukul 9 hingga 12 siang.
Siapa pun yang terpilih Rektor Unila nanti harus benar-benar serius membangun Unila ke arah yang lebih baik lagi. Pada tanggal 6 Juni nanti, Senat Unila akan memilih salah satu dari tiga calon ini untuk menjadi Rektor Unila yang akan menentukan Unila pada empat tahun mendatang. Usia 41 Tahun bagi Unila sudah cukup mapan dan selayaknya siap untuk bersaing dengan universitas lain di tingkat Sumatera dan juga di tingkat nasional menjadi Top Ten University. Semoga saja terwujud!