Saya beruntung punya teman di Jakarta yang mau menampung saya. Lebih tepatnya ia teman sekaligus kakak tingkat saya dulu ketika ia pemimpin redaksi di Teknokra Unila tahun 2003 lalu. Sudah hampir dua tahun lebih ia hijrah ke Jakarta dan bekerja di sebuah harian nasional.
Selain ia, ada kakak tingkat saya yang lebih dahulu awal ke Jakarta. Ketika masih mahasiswa sekitar tahun 2004, Ia dipercaya sebagai pemimpin redaksi di Teknokra Unila. Sekarang ia juga bekerja di sebuah koran harian nasional di Jakarta. Pengalamannya sebagai reporter di lapangan cukup banyak ia dapat. Teman-teman seprofesinya pun dari berbagai macam media massa di Jakarta.
Ada satu lagi kakak tingkat saya yang ketika dulu juga pernah dipercaya sebagai pemimpin redaksi Teknokra Unila pada tahun 2002. Tapi, ia belum genap satu tahun hijrah di Jakarta dan bekerja di sebuah harian nasional.
Kalau saya lihat, kebanyakan mereka mantan pemimpin redaksi ini setelah menyelesaikan studi, kemudian langsung bekerja di media massa. Sebuah kebetulankah? Entahlah, saya yakin mereka berniat berprofesi menjadi seorang jurnalis. Suatu saat nanti mungkin saya pun demikian mengikuti jejak mereka. Tapi, setelah saya lebih dulu menyelesaikan studi saya di kampus.
***
Senin lalu (22/1), saya ingin menemui Aziz, teman seangkatan saya ketika dulu satu SMA di Palembang. Kini ia bekerja di kantor Departemen Keuangan, di daerah lapangan banteng, Jakarta Pusat. Tapi, kebetulan saat itu saya berangkat agak siang dari Kebayoran Lama. Seingat saya ia pernah bilang kalau kostannya di daerah Salemba, tidak jauh dari UI Salemba. “Akh, kostan ane di Salemba,”begitu sms-nya kepada saya. Akh atau akhi itu sama seperti panggilan ‘saudara laki-laki’ jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Sejak siang sampai sore saya ada di UI Salemba. Menunggu teman saya ini kembali dari kantornya. Sambil menunggu, saya keliling beberapa gedung kampus yang diperuntukkan bagi mahasiswa Kedokteran UI ini. Kebanyakan bangunannya sudah tua. Terlihat dari bentuk bangunannya yang terkesan kuno. Tapi, cukup masih terawat dengan baik dan beberapa bangunan di sana sedang direnovasi.
Setelah Aziz pulang dari kantor, ia menjemput saya di masjid UI Salemba. Saya janji menunggunya di sana. Ia menunjukkan kostannya di daerah Kenari dalam. Tidak jauh dari jalan besar yang berseberangan dengan Mall Kenari. Ia mengajak saya ke kostan Fadli, teman saya juga ketika satu SMA, di dekat UI Depok. Kita pun segera berangkat sore itu juga. Pikir saya kita ke Depok naik bus. Tapi sebelum berangkat, kita berdua menunggu Fitri, teman satu SMA juga. Ia kini bekerja di sebuah perusahaan di daerah Ancol, Jakarta Utara. Fitri tinggal di kostan di daerah Salemba.
Kita bertiga jadi berangkat ke Depok sore itu juga naik taxi. Sudah agak sore menjelang Maghrib. Di dalam taxi, Aziz yang sering saya panggil dengan nama ‘Ujok’ ini, terlihat sakit perut. Tapi, ia masih terlihat sehat bugar. Lincah juga orangnya meskipun badannya kecil. Fitri yang duduk di kursi depan, kadang tertawa melihat tingkah lakunya. Ya, sepanjang perjalanan ke Depok, kita ngobrol dan sering bercanda. Mungkin saja untuk mengobati sakit perut Ujok.
***
Sekitar pukul delapan malam kita bertiga sudah sampai di Jalan Margonda Raya. Saya tanya kepada Ujok, di mana kampus UI Depoknya? “Itu di seberang. Masuk jalan Univ Gunadarma, Nah di dalam kampus UI-nya,”kata Ujok. Karena sudah malam, saya tidak tampak jelas melihat tanda masuk ke kampus UI Depok. Di jalan raya masih terlihat ramai sekali dengan kendaraan bermotor yang saling berlawanan.
Kita bertiga turun dari taxi di depan sebuah warnet dan game center. Kata Ujok, kita menunggu Fadli menjemput. Tak jauh dari jalan masuk ke kostan Fadli. Beberapa menit kemudian, Fadli muncul dan menyapa kita bertiga. Saya seperti reuni bertemu dengan teman-teman lama SMA. Hingga kini kita masih bisa dipertemukan kembali.
Cukup lama setelah ketemu dan ngobrol di pinggir jalan Margonda Raya yang masih tetap ramai itu. Ingin mencari tempat buat makan malam saja bingung. Memang banyak sekali pertokoan yang ada di sana. Akhirnya, kita ketemu tempat makan dengan menu sayur asam dan ikan asin. Wah sedap rasanya. Sudah lama sekali tidak menikmati sayur asam. Pokoknya, malam itu seperti acara reuni kecil-kecilan. Ngobrol banyak hal sampai bercanda.
Setelah makan malam, saya menginap di kostan Fadli yang tidak jauh dari jalan Margonda Raya. Saya lupa nama gang masuk ke dalam kostannya. Sedangkan Ujok dan Fitri langsung pulang ke Jakarta. Karena mereka berdua akan bekerja keesokan harinya.
***
Besok pagi, Selasa (23/1) saya berangkat kembali ke Salemba. Motor saya dititipkan di kostan Ujok ketika kita kemarin berangkat ke Depok. Sebelum saya berangkat, Fadli sudah lebih awal berangkat ke tempat kerjanya di Univ.Al Azar, Jakarta.
Sebelum sampai ke Jakarta, Ujok sms saya. Katanya, motor saya dibawanya ke kantor. Tujuan saya menuju ke daerah lapangan banteng, kantornya Ujok ada di sana. Sampai di kantornya itu, saya bingung dengan kantornya yang banyak. Ada lebih dari tiga gedung kantor yang berlantai lebih dari 10. Ujok menempati kantor di Gedung D.
Sampai siang saya di sana. Ia mengajak saya keliling beberapa tempat gedung-gedung milik Departemen Keuangan itu. Saya sesekali membayangkan bagaimana bisa berkerja di sana. Tapi, itu tidak mudah. Kebanyakan yang saya tahu para pegawai yang bekerja di DepKeu itu adalah para lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Ya, kecuali mungkin ada lulusan dari luar itu yang bernasib baik bisa bekerja di kantor pimpinan Ibu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan pemerintahan SBY-JK sekarang. []
No comments:
Post a Comment