Monday, February 25, 2008

Setting IP Baru untuk UKM

Kira-kira sudah hampir dua minggu ini sejak memasang kabel UTP untuk seluruh UKM di Gedung PKM Unila, baru terlaksana memberikan nomor IP kepada mereka masing-masing. Tadi siang (Senin, 25/2), saya baru menyempatkan ke Graha Saidatul Fitria (nama dari kesekretariatan Teknokra Unila untuk mengenang jasa-jasa Saidatul Fitiria Alm, fotografer Teknokra).

Rencananya semua UKM harus sudah saya pasang nomor IP-nya agar mereka mendapatkan akses internet dari masing-masing UKM-nya. Namun, tadi baru UKM Pramuka saja yang telah saya pasang. Satu lagi, BEM Unila yang menempati di lantai dua sudah saya pasang nomor IP-nya meskipun sudah sore dan koneksi ke rektorat sudah mati.

Pemasangan di UKM Pramuka tidak begitu sulit. Mereka menggunakan laptop untuk koneksi internetnya. Utak-atik di properties, lalu isi nomor IP, gateway, dns dan sebagainya sukses. Coba memasukkan login dan password proxy Unila menggunakan milik redaksi sukses juga dan telah dicoba mengakses ke beberapa website.

Ya, besok rencananya memasang nomor IP yang belum selesai. Untung saja Edy Prasetyo, Pemimpin Umum UKPM Teknokra mau menemani saya memasang di dua kesekretariatan rekan-rekan UKM di Gedung PKM Unila. Yang belum terpasang, sabar ya. Terutama untuk DPM Unila kabelnya belum dipasang RJ-45, nanti segera dipasang.

Thursday, February 14, 2008

Menaiki Tower Radio Wireless Unila Setinggi 45 meter

Kalau melakukan ini pasti membuat jantung sangat berdebar-debar. Bagi orang biasa, menaiki tower yang tinggi sudah tentu mengerikan. Takut jatuh. Was-was (bukan acara infotainment di televisi, red). Bagaimana tidak, yang dilakukan Sony menaiki tower setinggi 45 meter untuk memasang radio dan antena wireless Unila, sabtu siang kemarin (9/2) bukan masalah. Sudah cukup sering ia melakukan urusan panjat-memanjat memasang radio dan antena wireless di berbagai tempat.

Tower setinggi 45 meter ini belum lama didirikan dan terletak dekat gedung Pusat Komputer Unila. Biasanya Sony butuh alat pengaman/pengait untuk naik ke towor paling atas untuk menjaga keselamatannya. Tower yang menjulang tinggi ke atas ini tidak sama persis dengan tower Base Transceiver Station (BTS) milik operator seluler kebanyakan. Bentuknya ramping memiliki tiga kaki dan kawat pengait yang ditarik ke dasar tanah.

Rencananya tower ini akan digunakan untuk 'menembak' sinyal wireless kepada lima perguruan tinggi swasta di Bandar Lampung, di antaranya AMIK Master, Universitas Bandar Lampung, STIBUN Lampung, STMIK Darmajaya, dan Perguruan Teknokrat.

Ketika pemasangan satu radio wireless ke atas tower, ada Gigih, Harid, Johan, dan Herieds membantu mereka. Ada pula Redha sibuk sana-sini memfoto proses pemasangan alat ini hingga ke atas puncak pencakar langit.

Yang cukup mengagetkan ketika Sony berada di paling atas tower, tiba-tiba ada terdengar suara keras seperti benturan benda mengenai besi. Ternyata benda itu adalah Handytalky yang dibawa Sony ke atas tower, terjatuh hingga baterainya terlepas dari 'body'.

Untung saja yang jatuh bukan Sony. Tapi, disayangkan sebuah Handytalky biru yang awalnya masih cukup berfungsi dengan baik, kini telah rusak. Sepertinya harus membeli yang baru lagi. Lebih bersyukur lagi benda kecil tadi tidak menimpa teman-teman yang menemani di bawah tower tadi. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali.

Monday, February 11, 2008

Unila dari Atas Gedung Rektorat

Bagaimana rasanya berada di atas gedung paling tinggi? Buat saya agak mengerikan jika sambil melihat ke bawah gedung. Kemarin Sabtu menjelang siang, saya dan Sony naik ke lantai paling atas gedung Rektorat Unila. Gedung ini cukup besar dan berlantai enam. Sepertinya gedung inilah yang paling tinggi di Bandar Lampung. Belum coba survei ke beberapa tempat.

Pemandangan di sekitar kampus Unila dilihat dari atas gedung sungguh indah. Dari kejauhan terlihat gedung-gedung fakultas di Unila. Foto di atas, terlihat kolam yang ada air mancurnya. Di sana juga terlihat jalan masuk utama Unila dari pintu gerbang arah Rajabasa. Ini baru pertama kalinya saya naik ke atas gedung rektorat paling atas. Hembusan angin cukup kuat. Kalau main layangan di atas, sepertinya oke juga. Hehe..

Kebetulan naik ke atas gedung bukan iseng belaka. Saya menemani Sony menuruni radio wireless dari tower yang ada di sana. Agak ngeri juga naik ke atas tower yang tinggi itu. Apalagi kalau tidak dilengkapi tali pengait untuk keamanan agar tidak jatuh. Untung saja tidak ada kesulitan menuruni radionya. Sony juga sedang setting wireless Hotspot. Saya tak banyak mengerti setting yang dia lakukan di laptopnya. Mungkin saya perlu banyak belajar dari suhu wirelees seperti dia :-)