Melihat pemandangan pantai di propinsi ujung pulau Sumatera ini sungguh indah. Memang tidak semua pantai menarik, tapi beberapa yang pernah saya kunjungi mempunyai pesona yang mengagumkan. Barangkali ketika selama dibesarkan di kota kelahiran sendiri (Palembang, red) yang sangat jauh dari pantai, belum pernah merasakan kemolekan pantai dengan deru-deru ombaknya. Pasir-pasir pantai yang putih dan bersih. Juga perahu-perahu yang sedang bersandar di pinggir pantai. Semuanya menjadi satu keindahan alam ciptaan Maha Kuasa.
Minggu siang kemarin (17/09), saya dan teman-teman Teknokra berencana jalan-jalan ke pantai Maitam. Pantai yang berjarak kira-kira 30 km lebih dari pusat kota Bandarlampung ini, ternyata lumayan memakan waktu dua jam perjalanan. Jalan-jalan ke Pantai Maitam adalah yang pertama kali buat saya. Kita yang berjumlah sekitar 25 orang berangkat ke sana dengan menyewa dua angkot. Menyenangkan sekali bisa liburan seperti ini dengan teman-teman.
Ternyata datang ke pantai bukan sekedar refreshing saja siang itu. Kita (Teknokra,red) kehadiran kru baru yang telah melewati masa magang. Ada sekitar delapan orang yang seharusnya datang dan dilantik. Tapi, yang hadir saat itu hanya tiga orang saja. Mereka adalah Nur Amalia, Risma Evika, dan Riski Sherindani. Nantinya untuk ke depan, dari merekalah nafas Teknokra akan selalu terus dijalankan. Regenerasi akan selalu berputar.
Acara pelantikan mereka yang didaulat menjadi bagian dari keluarga besar Teknokra, terlihat unik dengan dandanannya. Ada yang mengenakan batok kelapa di letakkan di atas kepala mereka. Ada pula dikalungi rumput. Sepertinya saya langsung kembali teringat masa ketika dulu seperti mereka dilantik tiga tahun lalu. Dari ujung rambut sampai kaki basah oleh air laut yang asin rasanya. Sekalian menyemplung dan main air laut di pinggir pantai.
Setiap momen seperti ini, tidak terasa puas tanpa kehadiran sang juru foto alias fotografer. Bagaimana tidak, semua kru Teknokra sangat doyan sekali ketika akan difoto. Fotogenit. Bahkan, Padli (Redaktur Pelaksana,red) saya menganugerahkan dia The year of Fotogenit. Karena dia selalu ada di setiap jepretan foto. Pokoknya, asik sekali berpetualang menyeberangi laut ke sebuah pulau. Air laut yang saya seberangi itu tingginya sekitar dada saya. Cukup dalam, apalagi teman-teman cewek.
Pulang dari pantai itu tanpa terasa sudah hampir matahari tenggelam. Sampai kembali ke kostan saya pun waktu Isya telah tiba. Benar-benar liburan menjelang puasa Ramadhan nih. Kangen rasanya nanti bisa main dan refreshing di pantai ini lagi.
1 comment:
hehe..padahal deket dan pernah ke mana-mana, tapi blom pernah menikmati keindahan sumatera !
kapan ya..bisa ke sana ?
Post a Comment