Bisnis di media pertelevisian Indonesia semakin bergeliat saat ini. Coba lihat layar kaca televisi di rumah-rumah. Mulai dari anak kecil sampai orang dewasa sudah semakin termanjakan dengan adanya sebelas stasiun televisi swasta di Indonesia.
Ternyata perputaran bisnis di media layar kaca ini sungguh luar biasa omset dan pendapatannya. Maka tidak heran, Rupert Murdoch, raja media dan pemilik STAR TV yang berdomisili di Hongkong, melirik ANTV dengan membeli saham sebesar 20 persen di sana. Saya salut dengan langkah Murdoch membeli sebagian saham di stasiun TV milik keluarga Bakrie ini kemudian diikuti stasiun TV lainnya. ANTV pun berubah nama menjadi STAR-ANTV. Meskipun jarang menonton acara-acara di ANTV, saya punya penilaian bahwa ANTV berubah dan semakin dinamis. Orang-orang terbaik di dalamnya pun banyak diisi dari sejumlah stasiun TV swasta, macam Karni Ilyas, mantan pemimpin redaksi Liputan 6 SCTV, dan Hersubeno Arief, mantan Koordinator Liputan Metro TV. Hersubeno adalah salah satu alumni TEKNOKRA.
Dua pekan terakhir ini, petinggi Trans TV, Chairul Tanjung pun mengikuti jejak Murdoch. Pemilik Para Group itu menggaet TV 7 sebagai partner-nya. Sekitar 55 persen Trans TV akan menguasai saham di sana. Sisanya, Kelompok Kompas Gramedia memiliki saham tersebut.
Sebentar lagi, semakin kencang pertarungan media televisi menyuguhkan program-program acaranya buat penonton. Itulah penilaian saya melihat serunya media-media televisi bermain. Trans TV yang katanya mempunyai kekuatan pada program buatan sendiri (In House) dan lebih feminim, macam Extravaganza dan Bajaj Bajuri, punya segmentasi keluarga yang luas. Ditambah, masuknya TV 7 yang punya kekuatan pada acara-acara petualangan, macam Jejak Petualangan, saya kira nanti kedua stasiun TV ini akan semakin kuat dan perlahan-lahan berada pada peringkat teratas menyaingi Indosiar, RCTI dan SCTV.
2 comments:
Thanks great bloog post
Post a Comment